Tuesday 1 October 2013

Potret Stasiun di Karsidenan Pati Tahun 1990




Sebelum saya ulas lebih lanjut tentang beberapa stasiun di karsidenan Pati terlebih dahulu anda bisa membaca tulisan saya di sini sejak di buka jalur kereta api di sekitar karsidenan Pati (Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora) termasuk Demak pada tahun 1883 SJS (Semarang Joana Stoomtrammascapaj) perkeretaapian milik swata ini berkembang pesat sampai ahir tahun 1970 an dan mulai terpuruk sampai di ahir tahun 1980 an.
Bermodal penasaran saya tentang kondisi stasiun-stasiun ex SJS diawal “kematiannya”  ini saya mulai bertanya-tanya pada teman-teman Rail Fans Indonesia lewat jejaring sosial, dari sinilah saya disarankan untuk menghubungi Mr. Rob Dickinson seorang rail fans asal Inggris yang telah merekam perjalaan kereta uap di seluruh dunia pada tahun 1970-2000an termasuk di Indonesia saya yakin dia punya foto-foto itu. Awalnya saya tidak yakin Mr. Rob akan merespon keinginan saya untuk  memberikan foto-foto exklusif itu, selain kemampuan bahasa Inggris saya yang grothal-grathul juga sang maestro foto-foto kereta uap ini tentu tak semudah itu memberikan hasil bidikannya ke orang lain yang tidak dikenalnya.
Beberapa hari kemudian saya mencari-cari web pribadi Mr.Rob lewat mbah gugel, yap ahirnya ketemu sungguh luar biasa karya-karyanya foto foto kereta api uap seluruh dunia ada termasuk yang membuat saya tercengang adalah koleksi foto kereta api di Indonesia tahun 1970-an, namun saya tidak menemukan foto tahun 1990-an beberapa tahun pasca kematian jalur kereta api Semarang-Lasem walaupun sebagian besar kereta api di karsidenan Pati mati tahun 1970-1980an ahir. Kelengkapan situs pribadi Rob juga menantumkan email yang bisa di hubugi tentu saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan sang maestro.
Email saya kirim berisikan keinginan saya untuk meminta foto stasiun KA ex SJS era 1990an. Saya sangat tidak menyangka Mr.Rob merespon saya dengan sangat ramah, beberapa jam kemudian email saya dibalas,  ia mengatakan tidak mempunyai foto tahun 1990an tapi ia mempunyai foto lengkap tahun 1970-an dan tidak sempat memotret stasiun-stasiun ex SJS hanya di fokuskan pada kereta apinya saja. Kemudian ia berjanji untuk memberikan foto-foto itu namun dari buku yang ia miliki, buku berbahasa Belanda yaitu Spoorwegstations op Java terbitan tahun 1993 ISBN 90 607 318 0 menurut Rob buku ini karya seorang Belanda dan dia bersedia menScan foto-foto dari buku itu untuk saya. Wow… aku sangat gembira sang maestro mau merspon saya dengan sangat baik. Di ujung percakapan Mr.Rob berpesan pada saya dan seuruh blogger Indonesia agar selalu menghargai karya orang lain dengan mencantumkan sumber apabila akan mengcopy dan di publikasikan di internet, tentu saja saya sangat setuju dan menyanggupinya. Berikut foto-foto exclusive nya :
1. Stasiun Lasem tahun 1990
Potret Stasiun Lasem tahun 1990, Stasiun Lasem merupakan satu-satunya stasiun di Indonesia yang bercorak khas Tiong Hoa, namun sayang stasiun ini kini rusak parah dan menjadi areal parkir truck tronton. tak satupun bekas rel yang tersisa.
 2. Stasiun Rembang tahun 1900
Stasiun Rembang potret tahun 1900 oleh Belanda kondisinya kini masih sangat baik dan masih terawat bagus walau dialih fungsikan sebagai areal pertokoan dan terminal antar kecamatan di Rembang.

3. Stasiun Pati tahun 1990
Stasiun Pati tahun1990, dahulu Stasiun Pati memiliki areal yang cukup luas dan langsung terhubung dengan Tempat Pelelangan kayu yang berada di belakangnya untuk mempermudah distribusi kayu jati dari hutan. kini kondisinya nyaris tak berbentuk dan terkesan sempit karena penuh sesak dengan bagunan dan dimanfaatkan untuk pertokoan dan tempat karaoke, pemanfaatan bangunan stasiun tidak diimbagi dengan mempertahankan bentuk asli stasiun.

4. Stasiun Juwana tahun 1990
Stasiun Juwana tahun1990, walaupun sekelas kecamatan, Juwana oleh Belanda memegang peranan penting dalam perekonomian, pemerintahan dan sebagai kota pengawas karena posisinya persis ditengah-tegah wilayah  kasidenan Pati yang terletak di pinggir jalan Pos (Daendels) sehingga tranportasi darat termasuk kereta api sangat di perhatikan. dari Stasiun Juwana ini terdapat percabangan jalur KA menuju Tayu.
 5. Stasiun Kudus tahun 1990

Stasiun Kudus tahun 1990, Stasiun yang cukup megah diantara stasiun-stasiun milik SJS karena stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju arah Jepara. kondisinya kini secara fisik bangunannya masih utuh dan masih sama seperti aslinya walau sekarang dimanfaatkan sebagai pasar kebutuhan pokok, pasar hewan serta pasar sepede onthel. warga Kudus menyebutnya Pasar Johar Wergu. Pada bagian atas kaca stasiun terdapat banyak lubang bekas peluru dari pesawat Belanda yang bermaksud memberondong pejuang yang bersembunyi di stasiun.

 4. Stasiun Demak tahun 1990
Stasiu Demak 1990, Insert: bagian belakang Stasiun Demak. Stasiun ini memiliki corak bangunan berbeda dengan staiun pada umumnya di Jawa, pada bagian depan di buat sangat megah berlantai dua. Kini staiun ini masih cukup terawat dan dimanfaatkan sebagai kafe. Peron bagian belakang sudah rusak parah.

 5. Stasiun Blora tahun 1990
Stasiun Blota 1990, bentuknya mirip dengan stasiun Rembang kini dimanfaatkan sebagai pertokoan dan bangunannya masih cukup terawat walaupun rel sama sekali tidak nampak. stasiun ini adalah jalur menuju Cepu dengan track membelah hutan Jati Blora yang sangat lebat.


Special thanks:
1.      Mr.Rob Dickinson, internationalsteam@gmail.com
      33,Baynham Road, Mitcheldean, Glos GL17 0JR, United Kingdom
2.      Tjahjono Rahardjo, tjahjonorahardjo@yahoo.com