Kopi Lelet (ceriwis Forum) |
Mengawali adanya teman
saya yang selalu nitip kopi Lasem (Kopi Lelet) setiap aku pulang kampung, serta
adanya dari dosen untuk membuat makalah tentang apa saja yang khas dari daerah
masing-masing salah satunya kuliner membuat saya mau tak mau harus memutar otak
sana sini berfikir keras tentang apa saja yang khas dari daerahku, terbesit
dalam pikiranku secangkir kopi yang saya rasa tak kalah dengan kopi yang di
jual di café-café terkenal, namun kopi yang ini tidak hanya diminum tapi juga
dihisap? Maksudnya?? hehe jawabannya adalah Kopi Lelet khas Rembang.
Kopi Lelet sudah sangat
terkenal di seantero Rembang bahkan sudah beberapa kali masuk dalam acara
kuliner TV swasta nasional ya boleh di bilang reputasinya sudah nasional.
Menurut penuturan orang-orang Rembang, warung kopi lelet awal mulanya
berkembang di daerah pesisir mereka (nelayan) menggunakan waktu luangnya untuk
berlama-lama minum kopi sambil bercengkrama ria. Entah siapa yang memulai untuk
meleletkan (membalutkan) sisa endapan
kopi ke sebatang rokok, yang jelas ini sudah berlangsung puluhan tahun yang
lalu, kemungkinan mereka masih ingin tetap merasakan nikmatnya kopi sambil
merokok, nah berkembanglah kopi lelet ini hingga sekarang yang justru meyebar
ke pelosok-pelosok desa di Kabupaten Rembang.
Bagaimana tahap demi
tahap melelet rokok? Kalau anda ke warung kopi anda akan di beri cangkir kecil
kopi lelet, jangan Tanya bertahan berapa menit nich kopi, bisa berjam-jam
lamanya soalnya setelah kopi habis akan menyisakan cekakik (sisa endapan kopi) nah endapan kopi inilah yang nantinya
anda gunakan untuk membatik batang demi batang rokok yang anda bawa, caranya
bisa dengan batang korek api yang telah dilancipkan tuang endapan kopi dalam lepek jika kurang kental anda bisa menambahkan susu kental manis di endapan kopi
tadi silahkan anda berkreasi membatik rokok sesuai keinginan anda setelah
selesai tunggu dulu sampai kering di pada sebuah tenpat khusus yang sudah disediakan.
Ini bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Setelah kering rokokpun siap di hisap
dengan rasa kopi yang telah di balutkan tadi.
Menjadi Sebuah Ironi
Jaman
telah berubah, kebiasaan minum kopi yang dulu di dominasi oleh orang-orang tua
kini justru anak-anak muda menjadikan aktifitas ngelelet kopi menjadi kegiatan
tergaul pemuda desa, kalau dulu penjualnya adalah ibu-ibu atau bapak-bapak
sekarang yang paling laris adalah penjual muda yang kebanyakan adalah perempuan
berdandan ya kalau saya boleh bilang menor dan sexy jam bukanya pun dari pagi sampai
tengah malam sekitar jam 23.00 WIB bahkan lebih letak warungpun biasanya agak
jauh dari pusat desa, kesempatan inilah yang digunakan oleh para pemilik warung
nakal untuk menjadikan warungnya menjadi tempat “plus” di warung ini juga bisa
berkaraoke ria bersama PK (pemandu kopi) dengan hetakan musik dangdut koplo.
Pada awal 2012 lalu pemkab Rembang merazia semua warung kopi yang
memperkerjakan perempuan di bawah umur yang kebanyakan berasal dari luar
Rembang. Kata teman saya yang sering ke warung kopi seperti ini secangir kopi
bahkan bisa seharga Rp.50.000,- lebih jika menggunakan “jasa” pelayan warung
kopi. Bahkan saya sangat sering melihat aktifitas tak wajar ini jika malam hari
saya melintas di salah satu warung kopi. Semoga kopi lelet tetap menjadi icon Rembang yang jauh dari
kesan negatif. Semoga.
alamat.. di rembang. yang jual Kopi lelet dmn?
ReplyDeleteBanyak bro. ....sudut2 warung lasem & pamotan bnyk yg jual. ...lgsung saja kunjungi kota itu.. ..
ReplyDelete