Thursday, 14 November 2013

Orang Kudus Pelit? Ah itu Cuma Mitos!


Orang Kudus mencuci Keris (1943 KITLV)

Mitos adalah Mitos (bahasa Yunani: μῦθοςmythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Mitos oleh orang Indonesia dianggap sebagai suatu kebenaran namun di jaman modern saat ini mulai banyak orang yang percaya pada fakta dan mulai meninggalkan tahayul. Banyak sekali mitos yang berkembang di kalangan masyarakat, terutama masyarakat Jawa seperti mitos tentang Nyi Roro Kidul penguasa pantai selatan atau Dewi Lanjar penguasa pantai utara Jawa, atau jika kita telisik lebih dalam lagi pada mitos lokal masyarakat Rembang seperti mitos tentang penghuni Pulai Marongan yaitu kera ekor panjang yang merupakan tumbal bagi orang yang akan mencari Pesugihan yang dulunya adalah saudara mereka yang menjelma menjadi kera karena dijadikan tumbal, mitos tentang kapal dampo awang yang hancur sehingga menyebar kemanana-mana, mitos tentang Gunung Bugel yang merupakan kapal dampo awang yang tertelungkup yang konon didalamnya ada berbagai harta karun, dsb, sedangkan mitos yang paling controversial yang pernah saya dengar saat saya masih kecil adalah mitos tentang orang kudus yang pelit? Waduh, sepertinya ini ucapan Rasis! Namun benarkah demikian??
Saya masih ingat betul saat orang para saudara dan tetangga mengatakan kalau menikah jangan sampai mendapat orang Kudus karena mereka “Medit”, aku yang masih kecil seketika benar-benar percaya dan sangat takut kalau nantinya menjadi orang Kudus. Mereka bercerita awal mula orang Kudus pelit adalah saat Sunan Muria ketika menghadiri suatu hajatan beliau selalu membawa nasi yang telah di siapkan untuk dibawa, dan saat disuguhi minuman selalu dihabiskan tidak bersisa dari gelasnya, cerita ini terus menerus diturunkan pada generasi Rembang walau saat ini sudah mulai sangat jarang orang membahas ini.
Stigma buruk yang mengundang perpecahan inilah yang sudah selayaknya dikubur dalam-dalam karena sangat tidak masuk akal dan hanya mitos belaka, puluhan tahun berlalu dari saat aku sering mendengar mitos itu kini aku sangat sering berkunjung Ke Kudus karena memang kebetulan kakak ipar saya adalah orang Kudus serta kakak ke dua saya juga bekerja dan menetap di Kudus saya buktikan ternyata semua stigma negatif itu gugur entah dari siapa stigma itu dimulai, saya sangat mengagumi Kudus dan budayanya semuakotanya aman, nyaman, indah damai orangnya ramah, sopan dan tentu tidak pelit. Well sudah seharusnya mitos tentang orang kudus pelit harus segera anda hapus dari memori anda. J Salam Damai. Wassalam.

No comments:

Post a Comment