Orang Kudus mencuci Keris (1943 KITLV) |
Mitos adalah Mitos
(bahasa Yunani:
μῦθος—
mythos) atau mite (bahasa
Belanda: mythe)
adalah cerita prosa
rakyat
yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang
alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih
luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada
umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta,
dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi,
kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang
terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori
atau personifikasi bagi
fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual.
Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk
membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran
dalam suatu komunitas.
Mitos oleh orang
Indonesia dianggap sebagai suatu kebenaran namun di jaman modern saat ini mulai
banyak orang yang percaya pada fakta dan mulai meninggalkan tahayul. Banyak
sekali mitos yang berkembang di kalangan masyarakat, terutama masyarakat Jawa
seperti mitos tentang Nyi Roro Kidul penguasa pantai selatan atau Dewi Lanjar
penguasa pantai utara Jawa, atau jika kita telisik lebih dalam lagi pada mitos lokal
masyarakat Rembang seperti mitos tentang penghuni Pulai Marongan yaitu kera
ekor panjang yang merupakan tumbal bagi orang yang akan mencari Pesugihan yang
dulunya adalah saudara mereka yang menjelma menjadi kera karena dijadikan
tumbal, mitos tentang kapal dampo awang yang hancur sehingga menyebar kemanana-mana,
mitos tentang Gunung Bugel yang merupakan kapal dampo awang yang tertelungkup
yang konon didalamnya ada berbagai harta karun, dsb, sedangkan mitos yang
paling controversial yang pernah saya dengar saat saya masih kecil adalah mitos
tentang orang kudus yang pelit? Waduh, sepertinya ini ucapan Rasis! Namun benarkah
demikian??
Saya masih ingat betul
saat orang para saudara dan tetangga mengatakan kalau menikah jangan sampai
mendapat orang Kudus karena mereka “Medit”, aku yang masih kecil seketika
benar-benar percaya dan sangat takut kalau nantinya menjadi orang Kudus. Mereka
bercerita awal mula orang Kudus pelit adalah saat Sunan Muria ketika menghadiri
suatu hajatan beliau selalu membawa nasi yang telah di siapkan untuk dibawa,
dan saat disuguhi minuman selalu dihabiskan tidak bersisa dari gelasnya, cerita
ini terus menerus diturunkan pada generasi Rembang walau saat ini sudah mulai
sangat jarang orang membahas ini.
Stigma buruk yang
mengundang perpecahan inilah yang sudah selayaknya dikubur dalam-dalam karena
sangat tidak masuk akal dan hanya mitos belaka, puluhan tahun berlalu dari saat
aku sering mendengar mitos itu kini aku sangat sering berkunjung Ke Kudus
karena memang kebetulan kakak ipar saya adalah orang Kudus serta kakak ke dua
saya juga bekerja dan menetap di Kudus saya buktikan ternyata semua stigma negatif
itu gugur entah dari siapa stigma itu dimulai, saya sangat mengagumi Kudus dan
budayanya semuakotanya aman, nyaman, indah damai orangnya ramah, sopan dan tentu
tidak pelit. Well sudah seharusnya mitos tentang orang kudus pelit harus segera
anda hapus dari memori anda. J Salam Damai. Wassalam.
No comments:
Post a Comment